Apa sich Autis?
“Autism” means a developmental disability significantly affecting verbal and non-verbal communication and social interaction.
Ngerti ga?
Bahasa paling sederhananya adalah kondisi seseorang yang mengalami keterlambatan pada perkembangan saraf khususnya dalam hal interaksi dan komunikasi sosialnya.
Mencuri sedikit informasi dari Mbah Google, istilah Autis ini diciptakan oleh psikiater Eugen Bleuler Swiss pada tahun 1910 karena ia mendefinisikan gejala skizofrenia. Kata''''autisme pertama memiliki pengertian modern pada tahun 1938 ketika Hans Asperger dari Rumah Sakit Universitas Wina mengadopsi terminologi''autis Bleuler yang psikopat''saat kuliah di Jerman tentang psikologi anak. Asperger menyelidiki ASD yang sekarang dikenal sebagai sindrom Asperger, meskipun untuk berbagai alasan itu tidak diakui secara luas sebagai diagnosis terpisah sampai tahun 1981.
Di Indonesia sendiri istilah autis mulai menjadi trend sekitar tahun 90an. Ga tau juga apakah sebelum tahun 90an memang belum ada anak2 indonesia yang terindikasi "autis" atau karena sebelum tahun 90an kata2 "idiot" memiliki arti yang lebih universal sehingga autisme dikategorikan sama dengan idiot tersebut. Yang pasti memasuki tahun 2012, jumlah penderita autis di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tajam sekitar 500 orang pertahunnya (berdasarkan catatan Kemenkes RI).
Menurut Si Mbah, ini nich ciri2 penderita autis:
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.
- Minimal harus ada dua dari gejala-gejala di bawah ini:Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai:kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik kurang tertuju.
- Tidak bisa bermain dengan teman sebaya. – Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan oranglain).
- Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yangtimbal balik.
2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada satu dari gejala-gejala di bawah ini:
- Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang.Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi.
- Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
- Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru.
3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Minimal harus ada satu dari gejala di bawah ini:
- Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan.
- Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya.
- Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.
- Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang:
a. interaksi sosial,
b. bicara dan berbahasa,
c. cara bermain yang monoton, kurang variatif.
Itu gambaran singkat tentang AUTISME...
Trus, kenapa orang yang sibuk dengan Blackberry-nya menyandang gelar "Autis" juga?. Dulu, pertama kali punya BB, gw juga tidak terelakkan dari gelar "Miss Autis". Awalnya ga ambil pusing karena sibuk BBMan, tapi ketika kamus BB sudah hampir khatam gw kuasai dan BB kembali pada fungsi awalnya sebagai smartphone, malah jadi penasaran mencari informasi kenapa istilah "Miss Autis" seolah dicap-kan dikening gw. Tanya sana sini, baru tau kalau sebutan Autis dilekatkan pada seseorang yang punya BB karena biasanya mereka bisa habiskan waktu berjam-jam liatin BB, utak atik BBM (walaupun hanya sekedar ganti propic dan status tiap 5 menit sekali), sehingga seolah2 lupa dengan lingkungan sekitarnya alias asyik sama BB-nya sendiri tanpa peduli orang lain. Kalau diliat2 sich memang gejalanya seperti penderita autis, hehehehe..
Kejadian ga berhenti sampai disitu, Autisme ternyata menghinggapi juga papa dan mama tercinta. Awal papa punya BB, wuihh, lupa makan, lupa sholat, lupa ikan2 koinya dan lupa segalanya. Apalagi setelah ikutan BB Group, beliau bisa ketawa ketiwi sendiri tanpa kita tau sebabnya. Ujung2nya ribut sama si mama karena mama kesel bin sebel ngeliat papa BBMan terus ( kesel atau iri yaa karena kebetulan mama ga punya BB..:P). Setelah berhari2 ribut, papa ga tahan juga, pas ultah mama, diem2 papa BBM gw dan minta dibeliin BB untuk kado mama, tentu dengan tipe yang sama persis sama punya papa biar ga rebutan :) ).
Did u know what happen next?
Dunia berbalik 360 derajat eh 180 derajat ( dapet koreksian dari mas warsito, punggawa komputer di kantor gw)...Mama langsung minta BB nya diisi dengan berbagai aplikasi gaul seperti Facebook, Yahoo Massenger, App World, Twitter dll. Kebayang kan ribetnya gw dan adek sepupu yang kebetulan tinggal di rumah harus buat e mail atas nama c mama trus sign up trus instal sampe BB nya ready to use. Daaannn.....mama berubah jadi autis juga..
Yang terakhir si Ranti, adek sepupu gw tercinta ini dapet lungsuran BB dari Selly. Ini anak lebih ajaib lagi, dalam waktu 20 menit sejak BB di Upgrade ulang, BB nya sudah Full Aplikasi. Bahkan gw dan Selly jadi ikut2an minta diinstallin aplikasi tersebut. Jadinya??? Ya kita bertiga jadi Autis.....xixixixixi.......
Tapi menilik arti sesungguhnya dari si Autis ini, kayaknya ga enak juga ya menggunakan kata2 ini untuk olok2an seperti itu. Terlintas juga di benak gw, gimana rasanya mereka yang keluarganya benar2 mengidap Autis tapi diolok-olok sedemikian rupa. Pasti sedih rasanya..walaupun mungkin persamaan kata ini digunakan dengan tujuan yang baik juga, sekedar mengingatkan kita yang dianggap "normal" untuk bersikap lebih beradab dengan tidak mengabaikan lingkungan sekitar, apalagi hanya karena sebuah Blackberry Smartphone.
Trus apa itu Apatis?
Apathetic is having little or no interest or concern atau bahasa jawanya acuh tidak acuh; tidak peduli; masa bodoh.
Nah, ini lebih cocok untuk menggambarkan ketidakpedulian seperti studi kasus diatas kan?
So, what do u think??
AUTIS atau APATIS?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar